Hypnosis


Sekilas Tentang Hypnosis

HIPNOSIS didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi ANALITIS LOGIS pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi BAWAH SADAR (SUB-CONSCIOUS/UNCONSCIOUS), di mana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kualitas hidup. Individu yang berada pada kondisi HYPNOTIC TRANCE lebih terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebih PHOBIA, TRAUMA ataupun RASA SAKIT. Individu yang mengalami hipnosis masih dapat menyadari apa yang terjadi di sekitarnya berikut dengan berbagai stimulus yang diberikan oleh terapis.
HYPNOTHERAPY kini merupakan FENOMENA ILMIAH, namun hingga kini masih belum terdapat definisi yang jelas, bagaimana sebenarnya mekanisme kerja hypnotherapy. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa hipnotherapi menstimulir otak untuk melepaskan NEUROTRANSMITER zat kimia yang terdapat di otak, ENCEPHALIN dan ENDHORPHIN yang berfungsi untuk meningkatkan mood sehingga dapat mengubah penerimaan individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya.
Sementara menurut Profesor John Gruzelier, seorang pakar psikologi London, guna menginduksi otak dilakukan dengan mem provokasi otak kiri untuk non aktif dan memberikan kesempatan kepada otak kanan untuk mengambil kontrol atas otak secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat otak fokus pada suatu hal secara monoton menggunakan suara dengan intonasi datar (seolah-olah tidak ada hal penting yang perlu diperhatikan).
Secara umum mekanisme kerja hypnotherapy sangat terkait dengan aktivitas otak manusia. Aktivitas ini sangat beragam pada setiap kondisi yang diindikasikan melalui gelombang otak yang dapat diukur menggunakan alat bantu EEG (Electroenchepalograph). Berikut diuraikan berbagai gelombang otak disertai dengan aktivitas yang terkait:
  • Beta (14 – 25 Hz) Normal
  • Atensi,  kewaspadaan, kesigapan, pemahaman, kondisi yang lebih tinggi diasosiasikan dengan kecemasan, ketidaknyamanan, kondisi lawan/lari
  • Alpha (8 – 13 Hz) Meditatif
    Relaksasi, pembelajaran super, fokus relaks, kondisi trance ringan, peningkatan produksi SEROTONIN kondisi pra-tidur, meditasi, awal mengakses pikiran bawah sadar (unconscious)
  • Theta (4 – 7 Hz) Meditatif
    Tidur bermimpi (tidur REM/Rapid Eye Movement), peningkatan produksii CATECHOLAMINES (sangat vital untuk pembelajaran dan ingatan), peningkatan kreatifitas, pengalaman emosional, berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan pengingatan materi yang dipelajari, hypnogogic imagenery meditasi mendalam, lebih dalam mengakses pikiran bawah sadar (unconscious)
  • Delta (0,5 – 3 Hz) Tidur dalam
    Tidur tanpa mimpi, pelepasan hormon pertumbuhan, kondisi non fisik, hilang kesadaran pada sensasi fisik, akses ke pikiran bawah sadar (unconscious) dan memberikan sensasi yang sangat mendalam

 


Sumber: Wikipedia